Karl P Schmidt adalah seorang herpatologis terkenal. Ia adalah seorang ahli yang meneliti berbagai jenis ular. Ia menamakan ular-ularnya dengan akhiran nama Schmidt.
Kejadian ini bermula pada September 1957, seorang yang bekerja di Kebun Binatang Taman Lincoln membawa seekor ular untuk diteliti. Didalam catatannya, ia mengungkapkan ular yang ditelitinya memiliki warna yang terang mirip dengan spesies ular berbisa yang biasanya ditemukan di gurun wilayah Afrika sub-sahara bernama ular Boomslang.
Namun, sebelum memberikan nama kepada ular tersebut, Mr. Schmidt berniat untuk memegang ular tersebut untuk diteliti dari dekat.
Mungkin karena merasa terancam ular tersebut menyerang dan menggigit pada bagian ibu jarinya dengan sangat kencang dan menyebabkan luka sedalam 3 milimeter.
Mengira tidak berbahaya, Mr. Schmidt menolak untuk dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis dan memutuskan untuk melakukan pencatatan terhadap efek bisa atau racun ular pada dirinya kedalam sebuah jurnal.
Justru keputusan itu malah berakibat fatal atas dirinya, karena dalam waktu 24 jam ia telah dinyatakan meninggal dunia.
Sisa-sisa akhir riwayatnya yang menyiksa, belum lama ini diungkapkan dalam video yang dibuat untuk PRI’sScience Friday bersama Ira Flatow.
Inilah rasanya mati karena gigitan ular:
Tulisan pertama tercatat, “16:30 – 17:30. Perasaan mual tanpa disertai muntah-muntah. Menjelang perjalanan menuju Homewood dengan kereta.
Tulisan kedua. “17:30 – 18:30, Perasaan dingin yang kuat mengigil dan gemetar disusul demam hingga 39 derajat celcius. Pendarahan membran muksoa pada bagian mulut bermula sekitar pukul 17:30, sebagian besar bagian gusi.”
Tulisan ketiga. “20:30, makan dua tangkap roti susu.”
Tulisan keempat. “21:00 – 00:20, tidur nyenyak. Buang air kecil pukul 00:20, berdarah, tapi hanya sedikit urin.”
Tulisan kelima. “Minum air putih pukul 4:30, disusul rasa mual dan muntah-muntah parah. Makan malam yang belum dicerna keluar lagi. Merasa lebih baik dan tidur kembali hingga pukul 6:30″
Tulisan keenam. 26 September, pukul 6:30: Suhu badan panas mencapai 37 derajat celcius. Makan sereal, telur rebus, roti panggang dengan saus apel dan kopi untuk sarapan pagi. Tidak ada darah dalam urin setiap tiga jam. Mulut dan hidung berdarah namun tidak banyak.”
Itu menjadi catatan terakhir yang dilakukan Mr. Schmidt didalam jurnalnya setelah ditemukan tidak bernyawa dan basah kuyup dengan keringat.
Setelah berupaya melakukan resusitasi, sang ahli ular dibawa ke rumah sakit pada pukul 15:00 dan dinyatakan meninggal dunia karena kegagalan pernapasan.
Hasil laporan otopsi menunjukkan bahwa Mr. Schmidt mengalami pendarahan pada bagian paru-paru, mata, jantung, ginjal dan otak ketika ditemukan tidak bernyawa.
Ular yang ditelitinya ternyata adalah anak ular Boomslang yang sering ditemukan di gurun Afrika sub-sahara. Schmidt adalah herpatologis penting di abad ke-20.
Namun belum banyak penemuan yang ia lakukan sendiri, ia telah memberi nama kepada lebih dari 200 jenis ular dan merupakan ahli terdepan terhadap ular karang. Buku ilmu herpatologi dengan lebih dari 15.000 judul telah membentuk fondasi dari The Karl P. Schmidt Memorial Herpatological Library yang terletak di Field Museum, yang berada di Chicago.
Kejadian ini bermula pada September 1957, seorang yang bekerja di Kebun Binatang Taman Lincoln membawa seekor ular untuk diteliti. Didalam catatannya, ia mengungkapkan ular yang ditelitinya memiliki warna yang terang mirip dengan spesies ular berbisa yang biasanya ditemukan di gurun wilayah Afrika sub-sahara bernama ular Boomslang.
Namun, sebelum memberikan nama kepada ular tersebut, Mr. Schmidt berniat untuk memegang ular tersebut untuk diteliti dari dekat.
Mungkin karena merasa terancam ular tersebut menyerang dan menggigit pada bagian ibu jarinya dengan sangat kencang dan menyebabkan luka sedalam 3 milimeter.
Mengira tidak berbahaya, Mr. Schmidt menolak untuk dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis dan memutuskan untuk melakukan pencatatan terhadap efek bisa atau racun ular pada dirinya kedalam sebuah jurnal.
Justru keputusan itu malah berakibat fatal atas dirinya, karena dalam waktu 24 jam ia telah dinyatakan meninggal dunia.
Sisa-sisa akhir riwayatnya yang menyiksa, belum lama ini diungkapkan dalam video yang dibuat untuk PRI’sScience Friday bersama Ira Flatow.
Inilah rasanya mati karena gigitan ular:
Tulisan pertama tercatat, “16:30 – 17:30. Perasaan mual tanpa disertai muntah-muntah. Menjelang perjalanan menuju Homewood dengan kereta.
Tulisan kedua. “17:30 – 18:30, Perasaan dingin yang kuat mengigil dan gemetar disusul demam hingga 39 derajat celcius. Pendarahan membran muksoa pada bagian mulut bermula sekitar pukul 17:30, sebagian besar bagian gusi.”
Tulisan ketiga. “20:30, makan dua tangkap roti susu.”
Tulisan keempat. “21:00 – 00:20, tidur nyenyak. Buang air kecil pukul 00:20, berdarah, tapi hanya sedikit urin.”
Tulisan kelima. “Minum air putih pukul 4:30, disusul rasa mual dan muntah-muntah parah. Makan malam yang belum dicerna keluar lagi. Merasa lebih baik dan tidur kembali hingga pukul 6:30″
Tulisan keenam. 26 September, pukul 6:30: Suhu badan panas mencapai 37 derajat celcius. Makan sereal, telur rebus, roti panggang dengan saus apel dan kopi untuk sarapan pagi. Tidak ada darah dalam urin setiap tiga jam. Mulut dan hidung berdarah namun tidak banyak.”
Itu menjadi catatan terakhir yang dilakukan Mr. Schmidt didalam jurnalnya setelah ditemukan tidak bernyawa dan basah kuyup dengan keringat.
Setelah berupaya melakukan resusitasi, sang ahli ular dibawa ke rumah sakit pada pukul 15:00 dan dinyatakan meninggal dunia karena kegagalan pernapasan.
Hasil laporan otopsi menunjukkan bahwa Mr. Schmidt mengalami pendarahan pada bagian paru-paru, mata, jantung, ginjal dan otak ketika ditemukan tidak bernyawa.
Ular yang ditelitinya ternyata adalah anak ular Boomslang yang sering ditemukan di gurun Afrika sub-sahara. Schmidt adalah herpatologis penting di abad ke-20.
Namun belum banyak penemuan yang ia lakukan sendiri, ia telah memberi nama kepada lebih dari 200 jenis ular dan merupakan ahli terdepan terhadap ular karang. Buku ilmu herpatologi dengan lebih dari 15.000 judul telah membentuk fondasi dari The Karl P. Schmidt Memorial Herpatological Library yang terletak di Field Museum, yang berada di Chicago.
0 Response to "Pria Ini Mencatat Apa Yang Dirasakannya Saat Digigit Ular Hingga Ajal Menjemput"
Post a Comment